Lucu. Itu yang rasakan sejak pertama
kali mengenalnya. Sosok cewek yang berhasil membuatku tak berhenti untuk
tersenyum dan tertawa. Lebay? Emang! Tapi seperti itulah kenyataannya. Sangat
menyenangkan ngobrol dengan dia, meski hanya lewat pesan (maksudnya BBM, Bahan
Bakar Minyak. Bukan jg. Tapi Berbunga-Bunga Melihatmu. Bukan jg. Arghhh!!!
BlackBerry Messanger) karena kami jarang bertemu. Seringkali aku menerka-nerka
sikap dari kata-kata yang ia kirim lewat BBM.
Kata-katanya saja lucu, apalagi klo menghabiskan waktu sama dia. I’ll go crazy hahahaha becanda. Tapi dia
emang sangat lucu. Ini nyata.
Aku memanggilnya, Nada Indah. Nama
yang sangat cantik, bukan?
Nada. Ia tak mengenal fisik. Ia tak
mengenal alat musik apa yang menghasilkan dirinya, entah alat musik itu bagus-jelek
atapun mahal-murah. Ia tak mengenal lirik. Seperti apa pun liriknya, akan
menjadi indah bila diiringi nada yang merdu dan harmonis.
Begitu pun dirinya. Sosoknya seperti
nada yang indah. Ia tahu kapan harus bermelodi sendu dan kapan harus bermelodi
bahagia. Namun, ia tahu pula kalau melodi bahagia adalah segalanya. Mungkin itu
yang membuatnya selalu membuatku tertawa karena ia suka memainkan melodi yang
membahagiakan. Thanks, girl.
Sosok Nada seperti selantun musik.
Ia mengatur kunci pada hati, memelodikan lewat laku dan melirikannya lewat
ucapan. Wow!!! So beautiful!!
Nada memainkan melodi dengan apa adanya. Ia tak
memainkannya hanya untuk menarik perhatian khalayak banyak. Ia memainkannya
karena itulah yang ingin dia mainkan. Ia memainkannya untuk membuat orang lain
senang dan agar orang-orang tahu, “seperti inilah aku. Aku yang menjadi diriku
sendiri. Aku yang berbeda dari orang lain. Aku yang tak ada dua di dunia ini”
Aku tak berlebihan soal ini.
Sosoknya memang seperti itu. Mungkin kalian, para pembaca, bisa mengatakan aku
lebay, tapi sebenarnya kau gak lebay. Aku hanya jujur soal apa yang aku rasakan
tentang dia.
Sering kali, setelah obrolan lewat
pesan itu selesai, aku tersenyum seorang diri, mengingat obrolan-obrolan yang
kami lakukan tadi. Terasa begitu menyenangkan. Seolah-olah aku baru saja
mendengarkan musik yang indah dan menyentuh hati. Ya!! Dia sendiri adalah musik.
Nada adalah musik. Lirik-lirik yang ia hasilkan terdengar lucu dan
menyenangkan. Tak pernah bosan mendengarnya. Aku seakan ingin mendengarnya
terus-menerus tanpa henti. Aku seakan ingin menari bersamanya. Bergerak bebas mengikuti
melodinya.
Ingin aku bertemu dengannya, lagi,
lagi dan lagi. Menghabiskan waktu bersama, memadukan antara musik dan puisi. Begitu
menyenangkan dan romantis. Perpaduan yang menghasilkan simponi indah dan
harmonis.
Kau, Nada Indah, teruslah
memelodikan hidup. Teruslah ciptakan musik yang indah, agar dunia merasakan betapa
indah dan romantisnya hidup bila mereka memelodikannya.
*Gemo Gibran*