Senin, Januari 09, 2012

Janda Wonderers


The Underdog
“Road To Final”

(Karya: Gemo Gibran)

Final kedua. Wow! It’s amazing. Sebuah tim dengan status underdog, kembali berhasil melaju kefinal Liga Asrama. Sebuah kebanggaan tersendiri bagiku. Aku tidak menyangka kalau tim aku bela ini, kembali berhasil melaju kefinal. Padahal, masih banyak tim lain yang menurutku lebih pantas untuk melaju kefinal. Luar biasa.
            Pada ajang Liga Asrama yang pertama, timku juga berhasil melaju kefinal. Namun sayang, timku, Janda Wonderers, terpaksa harus kalah dengan skor 5 – 3. Timku memang kalah, tapi aku tetap bangga dengan timku dan permainanku. Aku bangga sekali dengan timku. Siapa yang bisa menyangka kalau sebuah tim underdog yang bernama Janda Wonderers, tim yang sama sekali tidak diperhitungkan, bisa melaju kefinal dimusim pertama penyelenggaraan Liga asrama. It’s awesome.
            Keberhasilan timku mencapai babak final Liga Asrama yang pertama, membuat timku yang tadinya tidak diperhitungkan, kini menjadi salah satu yang ditakuti di asrama. Timku memiliki pertahanan yang luar biasa rapatnya. Aku sebutkan pemain-pemain yang menghuni daerah ini, mereka yaitu Pratama Hermawan alias Mawan, yang menempati posisi penjaga gawang. Ada Gema Fajar alias Gemo yang menempati posisi sebagai defender. Khusus untuk Gema, kami beruntung memiliki defender seperti dia. Bagaimana tidak, dia merupakan defender yang luar biasa. Dia tidak takut untuk melakukan body contact dengan sang lawan. Dia juga sering melakukan tackle. Lebih hebatnya lagi, dia melakukan tackle namun jarang sekali dia mendapat pelanggaran. Dia juga jago dalam duel bola-bola udara. Dia pernah ngaku-ngaku kalau dirinya itu seperti Charles Puyol, defender dari klub Barcelona. Pede sekali dia. Tapi aku akui, dia memang hebat. Namun sayangnya, Gema terlalu sering melakukan overlapping untuk membantu serangan. Ini sangat berbahaya bagi pertahanan.
            Diposisi gelandang, timku memiliki pemain yang bernama Buminda Hutama alias Bumzz Bima Fitra alias Zean alias Tokichi, Kun, dan aku sendiri, Aghozali alias Garra. Kalau menurutku, pemain gelandang yang timku miliki ini, merupakan pemain yang hebat di dibidangnya. Mereka, termasuk saya sendiri, memiliki keahlian masing - masing. Aku mulai dari Bumi. Bumi merupakan pemain yang klo menurutku, dia memiliki tendangan jarak jauh yang kencang. Dia juga ahli dalam melakukan dribble. Selain itu, dia juga berperan sebagai seorang stopper. Beberapa dari gol yang diciptakan olehnya, merupakan hasil dari tendangan jarak jauh. Luar biasa.
            Selanjutnya Zean. Zean lebih tepatnya bermain diposisi gelandang bertahan. Dia memang tidak terlalu bagus saat melakukan dribble, namun dia bagus saat memberikan bola kepada pemain lain, terutama kepada striker. Sama seperti Bumi, Zean juga berperan sebagai seorang stopper.  Pemain yang hebat.
            Kemudian, Kun. Kun berposisi sebagai gelandang serang. Kalau untuk Kun, aku akui kalau dia memiliki kemampuan dribble yang hebat. Dia merupakan seorang supersub dalam timku. Dia memang jarang tampil sebagai starter alias starting line up, namun ketika ia masuk menggantikan pemain lain, dia akan menunjukkan kemampuannya. Tak jarang, dial ah yang mencentak gol terbanyak dalam satu pertandingan. Operan-operannya begitu memanjakan sang striker. Great player.
            Pemain terakhir yang menempati posisi ini adalah aku sendiri, Aghozali. Sebenarnya posisiku bukan gelandang, tapi sayap alias winger. Aku memiliki kemampuan dribble yang luar biasa, menurut teman satu timku. Aku juga memanjakan sang striker dengan operan-operan manisku. Wew. Aku memiliki kecepatan lari yang bisa dibilang cepat. Tak jauh berbeda dengan Bumi, aku juga memiliki tendangan jarak jauh yang keras. Bedanya, kalau Bumi melakukannnya dengan menggunakan kaki kanan, sedangkan aku menggunakan kaki kiri.  I’m a great player. Hehehe
            Aku berpindah keposisi striker alias penyerang. Diposisi penyerang ada Khoirul Umam alias Umam dan Surya Putra alias Surput. Aku mulai dari Umam. Oke! Umam merupakan top skor di timku. Aku lupa berapa gol yang telah dia ciptakan. Yang pasti, dialah top skorer timku. Dia memiliki dribble luar biasa. Memang, di timku banyak pemain yang memiliki dribble yang luar biasa, tapi dia, Umam, memang memiliki dribble yang luar biasa. Kalau menurutku, keahlian dia yang paling aku kagumi adalah kemampuannya dalam memenangi duel bola-bola udara. Kebanyakan dari gol yang diciptakan oleh Umam, merupakan hasil dari sundulan yang berawal dari umpan Mawan. Dialah gol getter timku.
            Lanjut ke surput. Sama seperti Kun, Surput juga merupakan supersub timku. Surput juga ahli dalam men-dribble bola. Untuk Surput, dia sering tampil sebagai penentu kemenangan timku. Dia sering menciptakan gol tunggal kemenangan timku. Tak jarang juga, berawal dari gol yang ia ciptakan, pemain-pemain lain seperti saya sendiri, lalu Bumi, Umam, Kun, dan Gema, juga turut menciptakan gol. Sekali lagi, Surput merupakan supersub yang luar biasa.
            Semua pemain yang bermain untuk Janda Wonderers memang luar biasa. Tak ada kata lain yang bisa aku gunakan untuk menggambarkan kehebatan para pemain Janda Wonderers, termasuk aku.
            Setelah tadi aku menceritakan tentang pemain-pemain yang menghuni tim Janda Wonderers, selanjutnya aku akan menceritakan tentang perjalanan timku , dari awal turnamen sampai menuju ke babak final.
            Aku langsung menuju ke penyisihan grup tahap kedua. Aku tidak jadi menceritakannya dari awal, karena pastinya akan sangat panjang. Pada penyisihan tahap kedua ini, timku tergabung dalam grup yang menurutku lumayan susah, namun grupku bukanlah grup neraka, yaitu grup B. Tim-tim yang tergabung dalam grup ini, yaitu Janda Wonderers, Nankatsu, Mentol Alam, Kasukabe, dan Fadul. Kalau aku pikir, musuh berat timku yaitu Nankatsu dan Mentol Alam. Sedangkan Kasukabe dan Fadul, sama sekali tidak aku perhitungkan karena merak merupakan tim dari kelas satu yang notebennya merupakan tim yang benar-benar underdog.
            Pada pertandingan pertama, timku berhadapan dengan Kasukabe. Ah, gampang. Di atas kertas, timuku jauh lebih unggul ketimbang Kasukabe. Timku bakal menang mudah kali ini. Benar saja, baru beberapa menit babak pertama berjalan, aku berhasil mencetak gol pembuka pada pertandingan sore itu. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.
            Babak kedua menjadi petaka bagi timku. Gema menjadi aktor utama dibalik kekalahan timku. Berawal dari tendangan spekulasi yang dilakukan oleh Ando, Gema yang bermaksud menghalau bola, namun bola justru mengarah ke gawang timku. Mawan yang telah salah langkah, tak mampu menjangkau bola yang dihalau oleh Gema. Skor pun berubah menjadi 1-1.
Gema kembali melakukan kesalahan dan ini menjadi gol kemenangan bagi tim Kasukabe. Gema kembali salah ketika menghalau bola. Kali ini merupakan bola hasil dari tendangan bebas yang dilakukan oleh Amri. Gema yang bermaksud untuk memblok bola, namun bola justru mengarah ke Ando. Bola pun ditendang oleh Ando dan hal yang sama pun terjadi. Mawan kembali salah langkah. Gol pun tercipta.
            Kami kalah pada pertandingan kami. Kami mengira kalau kami akan menang mudah. Namun kami salah. Mungkin kami terlalu percaya diri dan menganggap remeh lawan. Kami tidak menyalahkan Gema atas kekalahan ini. Kami bertekad untuk membalas kekalahan ini dengan memenangkan pertandingan selanjutnya, yaitu melawan semifinalis Liga Asrama yang pertama, Nankatsu.
            Pertandingan kedua melawan Nankatsu. Aku lupa dengan jalannya pertandingan pada sore itu. Aku hanya bisa menceritakan beberapa bagian saja. Pada pertandingan sore itu, aku pikir, kami akan bermain imbang. Kalaupun menang, paling hanya menang tipis. Namun dugaanku salah. Pada babak pertama, kami sudah unggul dengan skor 4-0. Aku tidak menyangka akan hal itu. Dibabak kedua, kami berhasil menciptakan dua gol tambahan yang hanya bisa dibalas satu gol oleh tim Nankatsu. Pertandingan sore itu berakhir dengan kemenangan tim kami dengan skor 6-1. Kami berhasil membantai salah satu tim yang difavoritkan untuk menjuarai Liga Asrama. Kami berhasil membalas kekalahan tim kami sebelumnya. Mental juara yang luar biasa.
            Pertandingan ketiga, kami melawan musuh bebuyutan kami, yaitu Mentol Alam. Ini untuk kedua kalinya kami dan Mentol Alam bertemu. Pertemuan pertama yaitu pada Liga Asrama yang pertama, dimana timku dipaksa menyerah dengan skor 2-4. Namun kali ini, aku dan timku takkan membiarkan mereka kembali mengalahkan kami lagi. Kami harus menang.
            Timku terpaksa harus bermain tanpa pemain cadangan karena Kun, Umam dan Zean, sedang keperluan. Jadi yang tersisa tinggal aku, Gema, Bumi, Surput dan Mawan. Meski begitu, kami tidak menyerah. Kami malah semakin bersemangat.
            Kami tertinggal terlebih dahulu oleh gol yang diciptakan oleh Agung. Keunggulan mereka tak bertahan begitu lama. Beberapa menit setelah gol Agung tercipta, kami berhasil menyamakan kedudukan lewat gol yang aku ciptakan. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
            Pada babak kedua, kami tak ubahnya seperti monster yang sedang kelaparan. Kami begitu bersemangat untuk memenangkan sore itu. Benar saja, semangat yang kami tunjukkan berbuah manis. Berawal dari lemparan gawang yang dilakukan oleh Mawan, Aldo yang tadinya berusaha untuk menangkap bola, namun bola justru gagal ia tangkap dan bola mengalir kearah gawang. Skor berubah menjadi 1-2.
            Gol yang diciptakan oleh Mawan, menjadi gol kemenangan bagi tim kami. Akhirnya, kami berhasil membalaskan dendam kami.
            Pertandingan ketiga, timku menghadapi tim dari kelas satu lainnya, yaitu Fadul. Kali ini, kami tidak lagi meremahkan kekuatan tim kelas satu. Aku juga lupa dengan jalannya pertandingan timku melawan Fadul. Skor akhir dari pertandingan ini 4-0 untuk kemenangan timku. Untuk sementara, timku berhasil memuncaki klasemen grup B dengan jumlah point 9. Namun, timku sudah memastikan diri kesemifinal karena pertandingan lainnya hanya menentukkan siapa yang akan menjadi pemuncak klasemen grup.
            Dipertandingan lainnya, Mentol Alam yang hanya butuh hasil imbang untuk bisa lolos semifinal, dipaksa tunduk oleh Nankatsu dengan skor 3-1. Dengan hasil ini, Nankastsu lah yang menemani timku untuk melaju kesemifinal.
            Timku, Janda Wonderers, menjadi satu-satuny tim yang berasal dari kelas tiga. Tiga semifinalis lainnya berasal dari kelas dua, yaitu Nankatsu, Panser dan Mandau. Timku diwajibkan untuk menjuarai Liga Asrama kali ini. It’s oke.
            Pada pertandingan disemifinal, timku berhadapan dengan Panser, tim yang juga kami lawan pada fase grup pertama Liga Asrama yang kedua ini. Aku tak ingat alias lupa juga dengan jalannya pertandingan sore itu. Diakhir pertandingan, timku berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 4-1.
            Dipertandingan lainnya, Nankatsu berhasil memenangkan pertandingan melawan Mandau melalui drama adu penalti. Dengan hasil ini, timku akan berhadapan dengan Nankatsu difinal Liga Asrama edisi yang kedua ini.
Timku dan Nankatsu tak ubahnya seperti Indonesia dan Malaysia. Bertemu difase grup dan kembali bertemu difinal. Kalau Indonesia melawan Malaysia, Indonesia berhasil menang difase grup,namun kalah di final. Semoga saja timku tidak seperti itu. Seperti Indonesia. Kami harus memenangkan pertandingan ini. Harus.
Dengan Semangat 45, aku dan timku selalu mengumandang sebuah kalimat yang menjadi penyemangat bagi timku, yaitu “JANDA WONDER! BRAVO!!!”.

Selasa, Januari 03, 2012

Batikku, Indonesiaku


Kau dan Pesona Nusantara
(karya: Gemo Gibran)

Pekalongan
Dirimu identik dengan nama itu
Nama sebuah kota di pulau Jawa
Tapi dirimu tak hanya dimiliki oleh kota itu
Kau dimiliki oleh seluruh daerah di bumi pertiwi ini

Kau terlahir dari tangan-tangan lembut wanita pewaris pesona tanah air ini
Wanita yang tak pernah lelah untuk menunjukkan betapa cantiknya dirimu

Kau terlahir dari canting sederhana
Canting yang melukiskan betapa anggunnya dirimu di atas kain

Corakmu begitu menawan
Corakmu menggambarkan keindahan tempat dimana kau dilahirkan
Dari Aceh, Pekalongan, Solo, Tana Toraja, Mataram, Bali, hingga Papua

Kau memiliki kekhasan tersendiri dari setiap daerah yang melahirkanmu
Kau yang lahir di Pekalongan, berbeda dengan kau yang lahir di Papua
Tapi disitulah keindahan dan kemasyuran dirimu

Dari anak-anak hingga kakek-nenek
Semua mencintai dirimu
Dari yang berbaju rombeng hingga yang memakai jas mewah
Semua bangga dengan dirimu

Dirimu adalah simbol kekayaan tanah airku
Dirimu adalah simbol kemewahan bumi pertiwiku
Kau hanya satu di dunia ini
Hanya satu yang memilikimu
Indonesia

Aku bangga mengenakan dirimu saat ini
Sebagai bukti bahwa aku cinta kepadamu dan Indonesia

Engkaulah kebanggaan Indonesia pertiwi ini
Engkaulah yang ku cinta
Batik