Sabtu, Juni 11, 2011

Narasiku


Hati Berselimut Senja
(Karya : Gemo Gibran)

25 April 2011
          Malam yang sunyi. Hanya terdengar suara jangkrik yang kurasa sedang melantunkan melodi tentang keindahan alam. Suaranya begitu merdu layaknya lantunan simfoni karya sang maestro, Beethoven. Suara merdunya temani kesendirianku malam ini. Aku bingung,aku begitu bingung harus melakukan apa untuk mengusir kebosananku. Waktu terasa begitu lambat berlalu saat kebosanan menyelimutiku.
            Akupun teringat kalau aku memiliki laptop. Aku pun memutuskan untuk membukanya, barangkali disitu ada hal yang bisa mengusir kebosananku. Kubuka folder musik dan ku click sebuah lagu yang ada didalamnya untuk kudengarkan. Terdengar lantunan musik metal yang memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengarnya. Namun tidak bagiku. Aku sangat menyukai musik metal, karena musik metal membuat pikiranku menjadi tenang dan bebas.
            Disela-sela mendengarkan lagu, aku tiba-tiba teringat dengan ulangan yang akan Pak Fadil berikan esok. Aku pun mematikan lagu yang sedang aku dengarkan dan membuka file yang berisi tentang materi-materi yang akan diulangankan. Materi-materi yang akan diulangankan yaitu tentang kalimat opini, kalimat fakta, kalimat pendapat, membaca cepat, proposal, wawancara dan membaca berita. Banyak sekali materi yang harus aku pelajari. Aku rasa, aku tak sanggup untuk mempelajarinya dalam semalam.
            Aku  mulai membaca. Materi demi materi aku baca dengan teliti, mulai dari materi tentang kalimat opini hihngga membaca berita. Materinya ternyata tidak sesusah yang aku bayangkan. Menurutku, nanti soal yang keluar pun tidak begitu susah. Semoga saja dugaanku ini benar.
10 Menit waktu yang cukup bagiku untuk mempelajari materi-materi yang akan diulangankan. Aku pun meng-close ­file yang tadi aku baca dan kembali mendengarkan musik. Lantunan musik metal kembali terdengar. Aku pun terhanyut oleh lantunan musik itu hingga aku pun tertidur.

26 April 2011
            Pagi menjelang. Sang mentari pun mulai menampakkan diri. Sinarnya begitu cerah. Saking cerahnya, awan pun enggan  menutupi. Simfoni sang maestro pun kembali terdengar dari kicauan burung-burung kecil yang temani mentari menyambut hari ini. Betapa indah perpaduan keduanya. Keindahannya membuat hatiku tersenyum. Aku menjadi bersemangat menjalani hari ini.
            08.30 . Bel tanda pergantian jam pelajaran berbunyi. Sekarang waktunya jam pelajaran bahasa Indonesia. Hari ini Pak Fadil akan memberikan ulangan. Untungnya aku sudah belajar, jadi aku siap untuk mengerjakan soal.  Aku segera menuju ke ruang 16, tempat dimana kelasku akan belajar bahasa Indonesia. Setibanya disana, ternyata Pak Fadil sudah datang terlebih dahulu. Rasa gugup tiba-tiba menyelimutiku saat aku memasuki kelas. Kami pun duduk di bangku kami masing-masing untuk memulai pembelajaran. Pembelajaran berlangsung dibawah langit yang cerah dan hawa yang cukup hangat.
            Pak Fadil memulai pembelajaran dengan gaya khasnya, yaitu mengucapkan salam dengan nada yang bisa membuat kami tertawa. Tawa pun sontak terdengar saat Pak Fadil mengucapkan salam kepada kami. Ini membuat rasa gugupku sedikit terhapuskan. Pak Fadil lalu berdiri didepan kelas. Dari gesture tubuhnya, aku menduga kalau Pak Fadil akan menyuruh kami untuk menyiapkan alat tulis karena ulangan akan segera dilaksanakan. Jantungku berdetak kencang. Rasa gugup kembali menyelimutiku. Perasaanku menjadi tak karuan. Namun aku tetap tenang.
            Ternyata dugaanku salah. Pak Fadil tidak menyuruh kami untuk menyiapkan alat tulis. Sebaliknya, ia memberitahu kami hal yang tidak kami duga sebelumnya. Pak Fadil memberitahu kami kalau ulangan tidak jadi dilaksanakan pada hari ini. Hal ini membuatku kecewa. Namun setelah Pak Fadil memberitahu alasan mengapa ia menunda ulangan pada hari ini, rasa kecewaku pun hilang. Pak Fadil ternyata baru menyelesaikan 5 soal dari total 20 soal yang akan Pak Fadil berikan. Ini karena Pak Fadil kelelahan akibat mengurusi acara prom night. Kasian sekali Pak Fadil. Tak kusangka, Pak Fadil begitu bertanggung jawab dengan tugas yang ia dapatkan. Namun aku kecewa dengan guru-guru yang lain. Dimana mereka saat murid-muridnya sedang berkumpul dimalam yang penuh dengan haru biru? Dimana mereka saat Pak Fadil, Sensei Ilyas dan panitia prom night lainnya menyiapkan perlengkapan guna menyukseskan acara? Mereka sangat tidak peduli dengan acara tersebut. Aku sangat kecewa dengan mereka.
            Akhirnya ulangan pun ditunda hingga minggu depan. Pembelajaran hari ini diganti dengan belajar tentang seminar. Kesempatanku meraih nilai tinggi pun tertunda.

2 Mei 2011
          Malam yang sunyi. Rasa lelah dan ngantuk menyelimuti diriku sepulangku dari rumah Aji. Huah… Aku ngantuk sekali. Tapi aku belum mau tidur. Jam di hpku menunjukkan pukul 19.00. Terlalu dini bagiku untuk tidur. Masih banyak hal yang bisa aku lakukan selain tidur. Huahhhh.. Aku kembali menguap.. Rasa kantukku harus kulawan. Aku putuskan untuk membuka laptop. Aku menonton video yang ada di laptopku. Slipknot live at Rock Am Ring, judul video yang sedang aku tonton.
            Disela-sela aku menonton video, tiba-tiba Jati datang menghampiriku. Dia bertanya kepadaku apakah aku belajar untuk ulangan bahasa Indonesia atau tidak. Aku hanya menjawab dengan satu kata, nanti. Dia lalu keluar dari kamarku dan aku kembali melanjutkan tontonanku. Pekikan suara sang vokalis, membuatku terbawa suasana. Mereka sungguh luar biasa. Slipknot is my favourite band metal.
            Tak terasa waktu menunjukkan pukul 23.00. Aku baca sebentar materi bahasa Indonesia yang akan diulangankan besok. Sekitar 5 menit aku membaca, mataku tidak bisa diajak kompromi. Dia sudah ingin menikmati malam dialam mimpi. Aku pun memutuskan untuk mematikan laptop, lalu tidur. Goodnight, Monday.

3 Mei 2011
          08.30. Today is the real examination. Ya, hari ini merupakan ulangan yang sebenarnya setelah minggu lalu ulangan ditunda. Kami sudah duduk manis dibangku kami masing-masing ketika Pak Fadil memulai pembelajaran. Pak Fadil menyuruh kami untuk menyiapkan alat tulis karena ulangan akan segera dilaksanakan. Pak Fadil lalu membagikan soal ulangan kepada kami. Seperti biasa, Pak Fadil memperbolehkan kami untuk mendengarkan musik saat ulangan. Pak Fadil member kami waktu mengerjakan sampai pukul 09.55. Kami pun mulai mengerjakan soal.
            Suasana hening menyelimuti kelas saat kami mengerjakan soal ulangan. Aku tidak mendengar suara apapun selain musik yang sedang aku putar. Aku mengerjakan soal dengan santai. Hmm…. Ternyata soalnya seperti dugaanku, tidak begitu susah. Lantunan musik di telingaku membuat pikiranku menjadi encer, seperti adonan roti yang kebanyakan air. Aku bisa dengan mudah mengerjakan soal demi soal yang Pak Fadil berikan. Aku yakin, kalau aku bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Aku begitu yakin karena aku sudah belajar tadi malam meskipun hanya sebentar.
            Tik.. Tok… Tik… Tok… Bunyi dentangan jarum jam yang menandakan bahwa waktu terus berlalu. Akhirnya aku menemukan soal yang menurutku begitu membingungkan, yaitu soal nomor 16 – 20. Aku pun memutar otakku untuk menganalisis soal yang sedang aku kerjakan. Aku berhenti sejenak untuk beristirahat. Selagi beristirahat, aku menoleh kearah teman-temanku untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan. Ada yang sedang mengerjakan soal, ada yang sedang melihat jawaban temannya, ada yang sedang ngobrol, bahkan ada yang sedang tidur. Wedew… Bisa-bisanya mereka tidur, padahal saat ini sedang ulangan. Hah.. Namun aku tak peduli. Aku kembali melanjutkan analisisku.
            Waduh… Otakku buntu. Aku malah semakin dibuat bingung oleh soal ulangan ini. Ternyata soal yang Pak Fadil berikan tidak semuanya mudah. Aku tidak boleh menyerah. Aku harus bisa. Aku kembali memutar otakku. Semangat 45 pun berkobar di dadaku.
            Waktu menunjukkan pukul 09.45. Masih ada waktu 10 menit untuk mengerjakan soal. Semua soal sudah aku kerjakan. Aku memeriksa terlebih dahulu soal yang sudah kerjakan sebelum aku mengumpulkannya, siapa tahu ada jawabanku yang tidak tepat. Setelah aku periksa, aku pun yakin dengan jawabanku. Kertas jawaban pun aku kumpulkan. Hahhhh.. Akhirnya ulangan selesai juga. Kini aku bisa tenang dan tinggal menunggu hasilnya. Aku yakin kalau aku bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Amin..

4 Mei 2011
          Malam mulai pudar. Sang mentari keluar dari persembunyiannya. Pagi ini dia menjadi seorang raja, setelah sebelumnya ia dijadikan budak oleh sang raja malam, yaitu bulan. Dia dipaksa oleh sang raja malam untuk bersembunyi dibelahan bumi lainnya. Kini mentari kembali berkuasa. Sang maestro kembali melantunkan simfoni cinta yang indah tentang alam. Bunga-bunga pun berdansa mengikuti lantunan simfoni sang maestro. Oh, indahnya, begitu indah, sangat indah. Suasana ini membuat hatiku juga ikut berdansa bersama bunga-bunga. Kulangkahkan kakiku dengan penuh semangat. Aku siap untuk sekolah hari ini.
            Pelajaran pertamaku hari ini adalah bk. Waktu menunjukkan pukul 07.15. Bel tanda masuk kelas pun berbunyi. Aku segera menuju keruang 14, tempat dimana kelasku belajar bk. Setelah menunggu sekitar 15 menit, guru bk kami, Pak Hari, akhirnya datang. Seperti biasanya, Pak hari memberikan kami materi tentang sikap dan perilaku. Cukup membingungkan juga ternyata.
            07.55. Pelajaran bk pun usai. Pelajaran keduaku adalah agama islam. Kelasku belajar di ruangan yang sama. Bu Heriyani pun datang. Bu Heriyani lalu menyuruh kami untuk membentuk tiga kelompok. Setelah kelompok terbentuk, Bu Heriyani memberi tahu kami materi yang akan dijadikan bahan diskusi oleh masing-masing kelompok. Bukan hanya didiskusikan, tapi juga dipresentasikan.  Aku yang merupakan anggota dari kelompok tiga, mendapat materi tentang “Perkembangan Islam Modern”.  Bu Heriyani lalu pergi meninggalkan kelasku karena memang hanya itu yang ia tugaskan.
            09.15.  Pelajaran agama pun usai. Kini saatnya pelajaran bahasa Indonesia. Aku dan teman-temanku langsung menunju keruang 16. Seperti biasa, Pak Fadil sudah setia menunggu kami. Kami duduk di bangku kami masing-masing. Aku duduk di bangku paling depan. Aku begitu bersemangat untuk belajar bahasa Indonesia pada pagi hari ini. Tanpa aku sangka sebelumnya, Pak Fadil ternyata akan menyampaikan hasil ulangan bahasa Indonesia kemarin. Dag… Dig… Dug… Jantungku tiba-tiba berdetak dengan kencang. Rasa gugup menghampiriku. Namun karena aku yakin kalau aku akan mendapatkan nilai yang tinggi, akupun menjadi sedikit tenang.
            Rasa keyakinanku sedikit runtuh setelah Pak Fadil memberitahu kami bahwa yang mendapatkan nilai teringgi dikelasku adalah Bumi. Aku tidak mengira kalau Bumi yang mendapatkan nilai tertinggi dikelasku. Namun aku masih yakin kalau aku akan mendapatkan nilai yang tinggi. Meskipun Bumi yang mendapatkan nilai yang tertinggi, bukan berarti nilai yang akan aku dapatkan itu rendah. Paling tidak, nilaiku tidak terpaut begitu jauh dengan Bumi.  Jantungku kembali berdebar-debar.
            Rasa keyakinanku hampir sepenuhnya  runtuh setelah Pak Fadil memberitahu kami berpa nilai yang Bumi dapatkan sehingga dia mendapatkan nilai tertinggi dikelas. Dan ternyata Bumi mendapatkan nilai 70. Oh my God.. Entah berapa nilai yang akan aku dapatkan setelah aku tahu bahwa nilai teringgi hanya 70.
            Pak Fadil lalu membacakan nilai kami satu per satu. Jantungku pun berdetak semakin kencang layaknya drum yang ditabuh oleh seorang drummer band metal. Aku menjadi tak sabar menunggu nilaiku disebutkan. Kini giliran namaku yang disebutkan oleh Pak Fadil. Sungguh, berita yang baru saja disampaikan Pak Fadil membuat keyakinanku benar-benar runtuh. Aku mendapatkan nilai 65. Nilai ini jauh dari dugaanku sebelumnya. Sebelumnya aku menduga kalau aku akan mendapatkan nilai minimal 75. Namun aku salah, benar-benar salah. Hatiku yang tadinya cerah, kini berganti dengan senja yang perlahan akan berganti dengan malam.
Aku memutar kembali memori di kepalaku untuk mencari tahu kenapa aku bisa mendapatkan nilai yang jelek seperti ini. Aku pun tahu kenapa. Ini mungkin karena aku terlalu meremehkan soal yang diberikan oleh Pak Fadil. Selain itu, aku juga kurang maksimal saat mempelajari materi-materi yang akan diulangankan. Keyakinanku yang terlalu berlebihan, kurasa menjadi salah satu faktor penyebab kenapa aku bisa seperti ini. Oh, tidak. Aku tidak ingin senja menyelimutiku. Aku ingin hatiku senantiasa cerah. Mulai hari ini aku berjanji untuk berubah dan bertekad untuk menjaga hatiku untuk tetap cerah.
(Narasi ini dikutip dari situs gemogibran.blogspot.com)