Wanita. Makhluk terindah yang pernah aku temui. Makhluk terkompleks yang pernah ada. Bukan dari fisikny atau organ-organ bagian dalam, melainkan dari segi hati dan perasaan. Gak ada yang bisa menebak apa yang ada di hati mereka, bahkan untuk se-per sekian detik, hati dan perasaan mereka bisa berubah. Ada kalanya mereka jujur, ada kalanya pula mereka bohong soal isi hati mereka sendiri. Tak jarang pula, mereka tak punya perasaan. Selalu menyalahkan pria, tapi tak mau disalahkan. Tapi semua itu tergantung waktu dan kejadian. Wanita dan pria, menurutku tak jauh berbeda klo sedang emosi. Terkadang sama-sama tak punya perasaan.
Banyak wanita yang telah mengisi hari-hariku, baik yang menjadi teman maupun menjadi kekasih. Dari sekian banyak itu, aku paling benci dengan mereka yang hanya menjadikanku sebagai kendi atas air mata kesedihan mereka. Lalu meninggalkanku disaat mereka udah merasa tenang dan bahagia. Tak ada kebahagiaan yang aku terima. Tak ada senyum yang mereka bagi. Lagi, jika mereka sedih, kembali lagi padaku.
Ada beberapa wanita yang datang kepadaku, "Mo, dia itu orangnya gimana sih? Aku suka sama dia, tapi aku bingung sm dia. Dia itu cowok, Mo, dia bukan cewek dan bla...bla...bla". Mereka cerita dengan serunya. Aku mendengarkan tanpa ia tahu apa yang ada dalam hatiku.
"Woy!!Mba, gk kasian sama aku? Aku juga pengin, mba, disukain sama cewek, kayak dia. Mending sama aku aja deh, aku kan enak diajak curhat", seperti itu bila hatiku bisa teriak.
Pulsaku sering habis untuk meladeni wanita-wanita kayak gitu. Aku sebenarnya senang kalau ada wanita yang mau cerita/curhat ke aku. Tapi mbok ya, jangan ditinggal klo udah gak ada bahan curhatan. Aku juga pengin curhat. Aku juga punya masalah yang pengin aku ceritakan. Aku juga butuh nasihat, kritik dan saran. Aku juga pengin ada wanita yang suka sama aku (sebenernya ada, cuma aku gak tau dan si wanita gak mau jujur).
Curhat tentang cowok yang mereka suka atau masalah dengan pacar mereka. Klo udah dapet pacar atau baikan sama pacarnya, yaudah, aku dibiarin ngambang di kali. Giliran aku butuh mereka untuk curhat, dimana mereka? Mereka pura-pura sibuk. Sibuk apa? sibuk pacaran. Kampret!!. Ada juga yang bilang," Mo, aku kan udah punya pacar, jadi kita jaga jarak. Aku takut pacar aku marah". What the !@3K!!?? Eh, Mba, kalau gak ada aku, kamu gak bakal pacaran sama dia. Kamu masih jomblo kalau gak ada aku. Aku doain dia itu jadi calon mantanmu, baru tahu rasa.
Aku butuh kalian sebagai tempat curhatku. Sama seperti kalian yang membutuhkan aku. Kalian itu penipu. Dulu nangis dan bilang kalau si dia itu gak punya perasaan. Cuih!! Kalian juga gak punya perasaan. Kalian udah ninggalin aku, padahal aku juga butuh kalian. Tapi kalian selalu saja punya alasan untuk menghindar dari cerita anak alay sepertiku.
Hampir semua wanita yang pernah curhat ke aku, pernah dekat sama aku, kini menjauh. Mengakui aku sebagai teman pun kayaknya terpaksa. Sekadar balas jasa. Aku mention mereka pun, gak dibalas.
Kebahagiaan itu merupakan aib bagi mereka, tapi kesedihan adalah konsumsi publik. Kenapa? Mereka sedang bahagia, tapi mereka sama sekali enggan untuk membagi bahagia mereka ke aku yang dulu menjadi tempat penampungan air mata (buaya) mereka. Itu sama saja dengan aib kan? Lain halnya saat mereka sedih. Mereka langsung cerita. Aku memang tempat sampah atas kesedihan mereka yang berhati sampah. Maaf kalau kasar, tapi itulah kenyataannya.
Aku ini pria yang juga punya hati dan perasaan yang pun sakit jika dilukai. Aku juga punya masalah untuk aku ceritakan. Aku juga ingin curhat. Jangan anggap aku tempat sampah untuk kesedihan kalian. Anggap aku sebagai manusia yang punya hati dan perasaan.
Aku doakan, semoga yang sedang bahagia akan terus bahagia dan semoga yang punya pacar langgeng sama pacarnya. Kasihanilah diri ini yang masih single. Sekian
*Gemo*